Selasa, 09 Juni 2009

Meraih dan Mempertahankan

Setiap orang dalam hidupnya melalui jalan hidup yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh faktor pola pikir, cita-cita, dan kemampuan yang berbeda pula. Setiap orang menginginkan kesuksesan dan orang yang gagal akan selalu menyalahkan orang lain dan mengeluhkan tiadanya kesempatan bagi dirinya. Padahal semua orang mempunyai kesempatan yang sama yaitu waktu sejumlah 24 jam sehari dan kebebasan berusaha. Namun persoalannya menjadi lain dan tidak sesederhana itu mengingat faktor-faktor yang telah disebutkan di atas berbeda utnuk setiap orang.

Kalau kita berfikir bahwa ada sebagian orang yang sungguh tidak beruntung dilahirkan dari orang tua yang bodoh dan bermental buruk misalnya. Atau ada yang dilahirkan dalam keadaan miskin dan selalu dilanda kesusahan seolah kesuksesan selalu menjauhinya. Hal ini ada benarnya namun tidak selamanya demikian. Ada orang kaya yang bermental pemboros, suka hura-hura, dan bercita-cita pendek sehingga hidupnya gagal. Ada juga orang pandai yang malas dan cepat puas sehingga prestasinya tidak optimal. Singkat kata untuk menjadi orang yang berhasil dibutuhkan mental, cita-cita, dan kemampuan yang baik.

Maka dari itu tanpa memandang status sosial seseorang harus dibiasakan sejak kecil memiliki karakter yang baik, seperti; ramah, suka menolong, ulet, rajin, gembira, suka bekerjasama, dan lain-lain. Hendaknya hal ini dapat dicapai melalui pendidikan di sekolah. Mereka dilatih untuk memiliki karakter yang unggul, tidak hanya terbatas menekankan penguasaan teori dan rumus-rumus semata. Nanti akan terlihat bahwa mereka yang berhasil di masyarakat tidak melulu mereka yang menduduki top ranking sewaktu sekolah. Mereka ini tetap membutuhkan kelebihan dalam bidang lain, seperti; organisasi, wirausaha, olah raga, seni, dan lain sebagainya. Kita menghargai sosok orang yang menguasai ilmu tetapi lebih mengutamakan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Sebuah ironi di dalam masyarakat sendiri bahwa sosok orang yang berilmu, sederhana dan bersahaja hidupnya kurang diminati lagi oleh kalangan muda. Mereka lebih mengedepankan segi materi untuk mengukur keberhasilan seseorang karena mereka telah dijangkiti paham materialistis dan hedonisme.

Kembali kepada masalah mental, tampaknya kurang lengkap apabila dalam diri seseorang yang telah memiliki karakter, cita-cita, dan kemampuan yang baik tidak memiliki kapasitas spiritual yang memadai. Disini seseorang tersebut dituntut memiliki kematangan spiritual yaitu mampu mengintegrasikan nilai-nilai moral agama dalam dirinya sehingga akan menjadi orang yang bermental dan berkemampuan baik sekaligus berakhlaq mulia. Tentu saja gambaran ideal selalu sulit kita temukan dalam kenyataan. Namun kita dapat mengambil kesimpulan disini bahwa untuk meraih keberhasilan kita harus sebisa mungkin mendekatkan diri kepada karakter dan mental yang baik dan menjauhkan diri dari kebiasaan-kebiasaan buruk.

Maka bagi Anda yang telah berhasil atau yang merasa telah berhasil, selamat...! Anda pantas meraihnya karena memang Anda memiliki beberapa keunggulan mental dan kemampuan. Mungkin Anda orang yang rajin, pemberani, jujur, atau pandai berkomunikasi. Pertahankanlah terus keunggulan yang Anda telah memilikinya. Lalu bagi Anda yang belum berhasil, segera berusaha memiliki mental yang positif yang penulis yakin sesungguhnya Andapun memilikinya hanya saja Anda kurang menyadari atau kurang mau mengembangkan. Carilah satu atau beberapa sifat yang baik dalam diri Anda niscaya Anda akan menemukannya. Wallahu'alam !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar