Selasa, 09 Juni 2009

Ilham Baik dan Ilham Buruk

Setiap kita telah diilhami dalam hati sesuatu yang baik dan buruk. Adapun kedua ilham tersebut silih berganti menyinggahi hati untuk menggerakkan kita melakukan aktifitas yang berguna maupun aktifitas yang merugikan. Suatu ilham akan memberikan sebuah hasil yang baik apabila kita melakukannya dengan sungguh-sungguh. Tetapi apabila kita enggan mengerjakan maka akan hilang satu kesempatan dan prospek hasil yang seharusnya kita dapatkan. Maka kita dituntut siaga untuk menentukan pilihan mana yang akan kita ambil berdasarkan ilham yang ada. Karena setiap tindakan mengandung resiko maka hanya orang yang mampu dan berani saja yang akhirnya akan berhasil.

Memang ilham yang baik dan buruk dengan demikian dapat diibaratkan sebagi sebuah jalan untuk memperoleh solusi dari suatu permasalahan. Begitulah cara kerja nasib. Kita disediakan ilham-ilham yang senantiasa hadir untuk kita sikapi dan kita pilih diantara yang baik dan buruk yang akan bermuara kepada hasil yang menentukan. Dan apabila Anda telah menetapkan suatu pilihan maka jalan ke arah sana akan terbuka lebar.

Mungkin sebuah contoh dapat penulis kemukakan disini dan nanti akan diketahui bahwa sifat ilham itu bertingkat dengan kemungkinan hasil yang bervariasi pula. Pertama, dalam kegiatan sehari-hari kita sering menghadapi pilihan sebagai berikut; kita dituntut memilih antara melakukan sesuatu sekarang atau menunda nanti, esok, bahkan lusa. Mmemilih antara melakukan pekerjaan yang menempati prioritas tertinggi atau malah memilih pekerjaan yang memiliki resiko rendah. Disinilah kita menyadari bahwa masing-masing pilihan diatas tentu menghasilkan hasil yang berbeda. Maka inilah yang disebut bahwa sifat ilham dikatakan bertingkat.

Kedua, kita yakin bahwa dalam diri kita pasti selalu terilhami untuk melakukan hal yang terbaik untuk mengatasi setiap permasalahan. Namun karena malas, enggan, atau merasa kurang mampu maka akhirnya kita mengabaikan ilham-ilham yang baik sehingga hilanglah satu kesempatan berharga bahkan sebaliknya kita terjerumus kedalam tindakan yang buruk dan kontraproduktif. Maka disini dapat dipertegas bahwa ilham dapat bertingkat dari paling buruk berpuncak kepada paling baik tergantung kesigapan kita untuk melakukan yang mana. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa "hidup adalah soal pilihan".

Kita tidak boleh menyesali segala sesuatunya karena kitalah yang telah menentukan sehingga menjadi seperti sekarang ini. Anda boleh berandai-andai; seandainya dulu begini tentu begini, dan seterusnya. Tapi semua itu telah lewat dan boleh jadi kita hanya kurang tepat dalam merespon ilham yang telah Allah hadirkan di dalam hati kita. Dan harus kita ingat bahwa ilham yang baik akan sama banyaknya dengan ilham yang buruk. Boleh jadi kita sudah mampu merespon dengan kuat ilham yang baik, namun disaat yang bersamaan kita dikuasai ide-ide yang buruk, maka bila kita menjadi lemah justru malah memilih melakukan perbuatan buruk. Nah, begitulah kira-kira cara kerja ilham tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar